Cerita Asik | Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita Malam | Cerita Seks | Film Bokep Korea Full
afbcashCasino Online
Poker OnlineJarawa Domino
Posted by Fifi Melanie in , | Monday, April 29, 2019 No comments
Jawaranya Cerita Esek-Esek - Gue cuma laki laki biasa. Punya istri, punya dua anak dengan latar belakang ekonomi kelas menengah seperti kebanyakan kalian. Tapi yang namanya sebagai laki laki, gue juga sama seperti yang laen. Seringkali (bukan cuma kadang kadang) ngeliat rumput tetangga selalu lebih ijo. Apalagi kalau diliat hampir tiap hari. Rasanya koq ya kepingin guling-gulingan di rumput itu…

Ekonomi gue ga bagus-bagus amat lha. Sampe umur segini gue masih numpang di pondok mertua indah. Tapi disinilah keuntungannya gue tinggal bersama keluarga besar istri gue.

Mertua gue punya anak tiga. Semuanya perempuan! Istri gue anak pertama. Kedua adiknya beda umur ga terlalu jauh, dan semuanya sudah berkeluarga. Memiliki paras dewi-dewi khayangan dangan body gitar spanyol yang selalu bikin selangkangan bergetar kalau berada diantara mereka. Seperti sudah disebut diatas, selama ini gue baik-baik saja dengan bini gue. Ga ada masalah apapun. Gue jg cukup puas dan ga segoblog itu untuk berbuat macem-macem. Sudah dapat bini kayak dewi bergitar spanyol, tinggal di rumah keluarga dia. Kalau gue masih mau nekat ya gebleg namanya.

Tapi jalan hidup berkata lain …

Kedua adik ipar gue adalah praktisi yoga. Dan mereka bukan praktisi yoga kemarin sore. Mereka sudah melakukan ini lebih dari 15 tahun lalu ketika yoga belum menjadi aktivitas kekinian seperti sekarang ini. Sungguh sebuah pemandangan yang indah menyaksikan mereka mengajar yoga di ruang studio yang berada di lantai dasar. Dari atas mezzanine, gue bisa liat semua aktivitas mereka. Murid murid mereka, gerakan gerakan mereka. Dan seperti yang lo tau. Kalau mau ikut yoga, lo mesti mengenakan pakaian yang seflexible mungkin. Pakaian yang tidak mengganggu pernafasan maupun gerakan. Jadi kedua adik ipar gue yang selalu membuat laki-laki manapun menahan nafas itu selalu sukses menggoda iman dengan sport bra dan short pant mereka berseliweran di depan mata gue di rumah itu.

Adik ipar gue yang pertama, bisa kita sebut YC. Memiliki suami seorang possesif yang begitu menyebalkan. Memiliki kekhawatiran berlebihan, dan pencemburu yang memuakkan. Lama kelamaan membuat YC muak dan memutuskan untuk tidak lagi melayaninya dan saat ini sedang mempersiapkan kasusnya untuk diproses di pengadilan agama. Adik ipar gue yang satu lagi, SS tidak perlu kita bahas disini. Karena yang akan gw ceritakan adalah si YC ini.

YC memiliki kulit eksotik, dengan warna tembaga dan muka oriental dengan body gitar spanyol membuat laki laki manapun harus menelan ludah berhadapan dengannya. Beruntung bini gw juga seperti itu. Jadi gw udah agak kebal dengan pemandangan seperti itu. Seperti sudah kuceritakan sedikit diatas. Bagaimana YC ini sudah benar benar muak dengan suaminya sehingga berniat untuk memproses pengajuan cerai di pengadilan secepatnya. Dengan demikian kita sama sama tau sekarang kalau YC ini juga sudah lama tidak mendapat kehangatan laki laki. Tidak mendapat tempat menyalurkan hasrat kewanitaannya. Walaupun gue tau dia memiliki beberapa teman laki laki diluaran. Tapi ini menjadi rahasia diantara YC dan gw. Karena keluarga besar bini gue memandang rendah terhadap orang-orang yang tidak setia. Untung saja gue ga dicap seperti itu. Gue rasa ga perlu dibahas bagaimana gue bisa tau laki-laki lain seputar kehidupan YC. Sebagai sesama pelaku gue yakin kalian juga udah pada tau dengan sendirinya.

Skip.. skip…

Hari itu hujan deras luar biasa. Kota hujan kalau sudah hujan, dinginnya bisa dibawah 20ºC. Sore itu bini gue lagi sibuk nemenin anak-anak di paviliun yang menjadi hunian kami. Ya, rumah mertua gue memang memiliki beberapa paviliun sehingga kami hidup terpisah dari bangunan induk. Gue berjalan ke ruang makan yang terletak di bangunan utama untuk ngambil segelas teh panas untuk menghangatkan badan. Gue ga tau sebelumnya kalau YC juga lagi di ruang makan setelah dia selesai mengajar yoga. Masih dengan sport bra biru terang yang membuat bayangan lekukan payudaranya terlihat jelas dibawah sinar lampu dengan short pant putih yang hampir-hampir transparan melekat erat membulat mengikuti kontur bokong. YC duduk mengangkang di kursi makan sambil mainan facebook lewat androidnya. Karena dipikirnya tidak ada siapa siapa lagi disitu selain dia. YC duduk membelakangi posisi orang masuk ke ruang makan.

Gw: hey YC, whats up ?

YC: hey, udah lama...?
Gw: Ga. Mau ambil teh. Dingin euy ! (sembari nuang teh panas ke cangkir)
YC: Iya! Dingin.. bikin udin petot aja... (sembari tetap ngangkang dan mainan HP)
Gw: (shiiitt…. maksud lo apaaa…?) *terdiam

Gw yang tadinya mau balik keatas setelah ambil teh. Tapi karena disuguhi pemandangan, jadi urung balik keatas. Lumayan cuci mata sambil minum teh hangat. Lagi enak enaknya gw menikmati pemandangan karena gw liat YC lagi sibuk dengan androidnya. Tiba tiba dia nyeletuk.

YC: Hayoo…!! ngapain lo ngeliatin gw….. *senyum senyum nantang

Gw: (anjrit ketauaann….!) ah nggaaaakk…
YC: Apaan kagak…, dari tadi liatin toket gw mulu ngaku hayooo…
Gw: enak ajaa…
YC: Gw laporin kalo lo ga ngaku!
Gw: (anjrit ni anak…) *diem*
YC: Ngaku lo…...dingin2 gini kepengan kan…
Gw: *masih diem
YC: si kakak dimana?
Gw: diatas lagi nidurin anak anak
YC: Oh, ya….. Kalau gitu, ikut gw yuk…
Gw: Hah, kemana ? *belagak pilon
YC: Ke studio ! disana ga ada orang. Bentar gw tutup dulu tirainya..
Gw: (Anjrit! ni anak seriusan apa? ntar gw dijebak lagi …)
YC: Buru cepetan! Tar keburu ada yang dateng
Gw: *terbirit birit nyusul si YC

Setibanya di studio, YC mematikan semua lampu dan menutup semua tirai. Secara agresif YC langsung meraba raba selangkangan gw dalam posisi berdiri. Reflex gw bergerak mundur. Salah besar.., YC malah makin agresif mendesak gw makin mundur hingga punggung gw merapat tembok. Sementara tangannya membelai belai paha, dan bokong gw, tangan kirinya mengelus pipi gw sembari makin mendaratkan bibirnya di pipi. Desahannya halus terdengar….

YC: uughhh….., dingin dingin gini paling enak ngapain kak…gghh….

Gw: *senyum senyum
Nafasnya memburu kesetanan. Sedangkan tangan kanannya sudah membuka kancing celana dan menyelinap masuk kesana.

Lidahnya mulai menjilati belakang telingaku. Gw juga ga mau kalah, gw mulai kasi ciuman ciuman kecil di lehernya. Bulu kuduknya mulai berdiri…..

YC: Jangan dicupang ..!

Pelan tapi pasti tangannya mulai mengocok kemaluanku.

Gw: Ah tai lah.., ntar lo laporin gw. Mampus gw sama kakak lo, laki lo, bokap lo

YC: Ga mau nih...? *senyum senyum menggoda
Gw: lo bo’ongin gw ga ?
YC: Udeh… cepetan deh… tar keburu ada orang! *masih senyum senyum..

Masih dalam posisi berdiri, ragu dan kebingungan. Tangan lembut YC sudah mulai mengocok kemaluan gue. Sebentar kemudian, membelai bijinya lembut, mengusapnya kemudian naik lagi melanjutkan kocokannya. Belum sempat berpikir lebih jauh, YC sudah dibawah sana berusaha memberikan rangsangan agar cairan pelumas dari kemaluan gue keluar. Lidahnnya mengulas lembut mulai dari biji terus naik hingga ke ujung kulup batang. Kemudian mulutnya dipenuhi batangku. Terus begitu beberapa kali, dan sekarang YC sedang memompa kemaluanku dengan mulutnya. Maju mundur… maju mundur... turun naik berputar ke kiri dan ke kanan.

Begitu terus diulang-ulang. Lidahnya memelintir ujung kemaluanku. Linu tapi nikmat. Sesekali YC melepas kulumannya, dan kembali mengulas bijiku dari bawah. Perlahan naik keatas, setahap demi setahap lidahnya bermain di bijiku. Terus perlahan naik hingga ke ujung kepala kemaluanku sebelum dilahapnya semua batang itu. Gw yang mulai berada di tepian surga dunia mulai mengerang… “uugghh….”. Sementara tatapan tajam matanya terus menatap wajah gw yang hampir hampir ga bisa menahan diri lagi.

Lagi enak enaknya tiba tiba terdengar derap langkah di atas ruang studio. Sontak YC dan aku kaget dan terbirit birit membereskan pakaian.

Sekilas kulihat YC membetulkan hot pant putihnya. 
Rupanya ketika sedang mengulum kemaluanku tadi, YC jg sedang memainkan klitorisnya sendiri dibawah sana.
Buru buru YC menggelar Yoga Mat dan melakukan gerakan gerakan yoga. Sedangkan aku kembali ke paviliunku.

Jadilah malam itu aku kentang…


Beberapa hari kemudian berlalu. Tanpa ada cerita, tanpa ada kecurigaan. Tapi sejak itu, seringkali kita bertukar pandang penuh arti di sela-sela obrolan ringan antar keluarga. Dan terkadang, ketika beberapa kali berpapasan entah di koridor. Entah di tangga, atau di ruang cuci. Ketika tidak ada orang memperhatikan. Sembari jalan, YC menyempatkan tangannya membelai lembut selangkanganku sembari berjalan. Seolah tidak terjadi apa apa.

Hari penantian itupun tiba. Suatu pagi yang cerah, selepas aku mengantar anak anak ke sekolah. Istriku juga ada keperluan lain diluar. Sementara YC sedang mengajar di studio. Aku turun ke ruang mezanine dimana dari situ bisa terlihat semua aktifitas para yogini. Cukup lama aku menikmati kegiatan tersebut. Tak terasa 2 sesi sudah berakhir. Dan satu persatu para yogini meninggalkan kelas menyisakan instruktur mereka yang masih berlatih sendiri di hadapan cermin.

Dari pantulan cermin besar tersebut, jelas YC dapat melihatku diatas sini. Tatapan penuh arti dan YC mengedip tanpa suara. Jelas menandakan dia memintaku turun ke studio. Akupun turun dan setibanya di anak tangga terbawah, YC langsung menukas.

YC: ‘bantuin donk…’

Gw: ‘bantuin apa?’
YC: ‘mandiin gw …. hihihi…'

Ini dia….. 

Kami berdua masuk ke shower room yang terletak dibawah tangga. YC melepas seluruh pakaiannya. Sport bra floral hari ini yang dikenakannya sudah basah oleh keringat. Dibalik itu nipplenya hanya ditutupi dengan bra cup kecil yang jelas tidak sanggup menyembunyikan ukuran payudara 36B itu. Kemudian hot pants warna emas itupun dilepaskannya tanpa malu malu lagi dihadapanku yang masih terbengong bengong.

YC: ‘bengong kenapa..?’

Gw: ‘ ga… pa … pa… badan lu… bagus sekali ….’
YC: ‘biasa aja… kalau udah latihan ya akan begini….’
YC: ‘ usapin punggung gw donk…., eh, baju lu buka donk…'
Gw: ‘ hah? ‘

Masuklah kita berdua dalam keadaan telanjang ke dalam shower box kecil itu. Shower box yang dibuat untuk menampung satu orang, hari itu dijejalin dua anak manusia berlainan jenis. Dan jelas tidak muat. Akibatnya kemaluanku yang sudah mengeras sejak YC melepas sport branya sedari tadi mau tidak mau menyenggol nyenggol bokong bulat berisi itu.

YC: ‘ dih… udah ngaceng aja….’ *senyum senyum

Aku mengambil sponge mandi, menuangkan sedikit sabun diatasnya sembari mengusapi punggung mulusnya YC. Mulai dari belakang lehernya, pundak, turun ke punggung, hingga ke bokongnya, dan naik lagi. Setelah itu yang aku ingat hanyalah aku terus mengusap usap bokong bulat tersebut dengan penuh nafsu sembari YC kutekan ke dinding. 

Lepas dari itu, tangan kiriku naik keatas, memegang payudaranya. Membelainya, berputar searah jarum jam, membalik arah putaran, memelintir putingnya yang kecil, membelainya lagi, terus begitu hingga putingnya mengeras. Dan kemudian gantian tangan kananku yang naik memainkan permainan yang sama di payudara kanan berukuran 36B tersebut.

Selanjutnya yang aku ingat adalah YC sedang terengah engah memainkan klitorisnya sendiri dengan jari jari lentiknya. Sementara batang kemaluanku sudah tidak malu-malu lagi menggesek gesek mulut kemaluannya. Terus begitu maju mundur maju mundur selama beberapa menit. Sesaat kemudian, YC merengangkan kakinya. Tangan kiri memegang payudara sembari memelintir putingnya. Tangan kanannya menggenggam erat kemaluanku, dan mengarahkannya ke lubang kenikmatan itu. Pelan tapi pasti kemaluanku yang sudah mengeras sejak satu jam lalu itu menembus juga lubang kemaluan adik iparku yang cantik itu. Ah, impian semua laki laki di dunia. 

Pelan tapi pasti tempo permainan kami juga semakin cepat. Mula mula batangku bergerak maju mundur pelan pelan. Diimbangi dengusan nafas YC yang memburu. Sesaat kemudian, bokong bulat itu ikut bergerak naik turun sementara aku memompa kemaluanku maju mundur. Terus menerus begitu terus.., cepat dan makin cepat… Desahan nafas YC semakin keras. Erangannya seakan menembus sekat shower box kecil itu. Kami berdua seakan tidak peduli lagi akan apa yang kami lakukan saat itu. 

Aku terus memompa kemaluanku. YC sudah tidak tahan lagi. Shower ditutup dan digantung ke tempatnya semula. Dia melepas kemaluanku dari lubangnya, berbalik sehingga kita berhadap hadapan. Tangan kirinya menyelinap ke belakangku dan membuka shower box kecil itu. ‘Keluar..’ katanya.

Akupun mundur, beringsut keluar sembari tangan kiriku di payudara kanannya. Tangan kananku menggenggam tangan kirinya.

‘Puasin gw kak…..’ desahnya…. Mata sayu itu menatapku, memohon kepuasan. Aku mencari tempat dimana aku bisa duduk. Setelah duduk, kuarahkan YC berada diatasku. Mengarahkan kemaluannya ke mulutku. Kujilati klitorisnya. Pelan tapi pasti. Kumainkan lidahku di klitorisnya yang membengkak karena rangsangan itu. Berputar searah jarum jam, turun naik, atas bawah, sesekali kugetarkan lidahku sembari menyusuri klitoris itu. Jari tengah kumasukkan kedalam kewanitaannya. Kupompa YC dengan jari tengahku. Pelan pelan saja, sembari mencari tempo yang tepat, kembali kumasukan jari manisku. Kuulang ulang lagi seperti sebelumnya, hingga telunjukku juga ikut masuk kedalam kewanitaannya. Lengkap sudah kini ketiga jari kananku didalam lubang kewanitaan adik iparku. Mengocoknya, pelan tapi mantap. Ujung jari tengah kutekuk sedikit mencari G-Spotnya. ‘Ah.., dapat’ pikirku. Begitu kudapatkan G-Spotnya kepercepat tempo kocokan jari jariku tanpa melepas ujung jari tengah itu dari G-Spotnya.

YC Bergetar hebat sembari mengerang…. matanya mendelik penuh kenikmatan… sesaat kemudian cairannya tumpah tak tertahankan diatas tubuhku. Cairan kewanitaan yang kuyakini belum pernah dikeluarkannya selama ini oleh suaminya. Sungguh suatu kenikmatan tersendiri bisa memuaskan wanita yang sudah bersuami. Cairan hangat itu membanjiri wajah dan tubuhku. Sementara YC terkulai lemas diatasku. Mata sayunya menatapku…’ kak… kamu… keterlaluan….’ Sembari diiringi senyum penuh arti.

Akupun maklum. Ini artinya, YC sudah dalam genggamanku untuk petualangan kita yang berikutnya.

YC beringsut turun dan membelai batang kemaluanku yang masih tegak, tapi belum mencapai puncaknya. Dia membelai batang itu 2x ketika…Terderngar suara pintu gerbang dibuka. ‘Ah sial !’ pikirku… Itu pasti istriku kembali dari urusannya. Terbirit birit aku memakai celana dan pakaianku. Sementara YC beringsut kembali ke shower box itu membersihkan badannya.

Kembali aku kentang menghadapi adik iparku sendiri …

Aku bergegas merapikan diri dan bersiap menyambut kedatangan istriku di paviliun kami. Selama hampir tiga jam Istriku menceritakan kepenatannya menghadapi urusan pekerjaan dengan anggotanya di kantor. Kudengarkan dengan sabar sembari menyediakan secangkir teh chamomille hangat kesukaannya. Kudengarkan dengan sabar istriku berkeluh kesah sembari menunggu waktu untuk menjemput anak anak kami dari sekolah. Tiba waktunya, akupun harus bergegas menemui klienku disaat yang bersamaan.

Sore itu sudah hampir pukul delapan malam ketika aku kembali dari meeting-meeting yang membosankan dengan klien, aku mendapati anak anaku sedang makan malam bersama di rumah induk bersama YC. Aku menanyakan keberadaan istriku kepada anak anak, dan dijawab bahwa dia sedang mandi di rumah kami. Sembari tersenyum penuh arti YC menyambung, “kak.., mandi di studio saja…”. Aku langsung menangkap maksudnya, khawatir akan kentang lagi aku menanyakan anak-anak, apakah ibu mereka sudah lama di kamar mandi atau baru saja masuk. Dan jawabannya sungguh melegakan karena istriku baru saja kembali ke paviliun kami untuk mandi.

Bergegas aku turun ke studio, perlengkapan mandi sudah tersedia di ruang ganti baju. Aku tau dengan jelas, tidak berapa lama YC mengikutiku. Baru saja aku melepaskan seluruh pakaian dan menyetel air panas di shower, pintu shower dibuka perlahan olehnya. Senyum yang menggoda, bibir yang merekah, mata nakalnya menyapu seluruh tubuhku.

YC: ……

Gw: *senyum-senyum mupeng*

Perlahan YC membuka pakaiannya. Sore ini pakaiannya sudah lengkap karena sebetulnya dia sudah mau pulang ke rumahnya sendiri. Tapi rupanya dia masih menungguku menuntaskan permainan kita yang tertunda pagi itu.

Diplorotkannya short dress floral tersebut. Kemudian secara perlahan bra putihnya dilepaskannya sehingga dua buah payudaranya yang menantang itu bebas. Kemudian dia berbalik badan menggodaku sembari meliuk liukkan bokongnya perlahan berputar putar sembari menurunkan celana dalamnya. Pinggul 34nya benar benar sempurna. Lepas sudah pakaiannya semuanya. Kakinya melangkah masuk kembali ke dalam shower box kecil itu, ditutup paksa pintu kacanya sehingga mau tidak mau batang kemaluanku yang sudah menegang sejak YC melepas bajunya itu kembali menempel ketat di pinggangnya.

Hanya ada suara air tercurah dari shower malam itu ketika YC membelai lembut tubuhku, diusapnya perlahan lahan bahuku, disabuni semua tubuhku sebelum dibilasnya. Sembari membilas, YC mendaratkan bibir mungilnya di dadaku, dihisap hisap sembari digigit gigit kecil putingku hingga membuatku menggelepar. Sementara tangan kanannya mendekap erat bokongku, tangan kirinya tidak mau kalah memainkan kemaluanku. Tanganku sendiri sibuk memegang shower dan menahan pintu shower agar jangan sampai berbunyi akibat tingkah kita berdua.

Aku tidak mau menunggu lama, keran shower kututup. Box shower kubuka, handuk kusambar untuk mengeringkan tubuh kami berdua yang basah. YC yang mengerti maksudnya langsung beringsut ke ruang ganti yang sepi. Di ruang ganti tersebut hanya ada loker dan couch panjang tanpa sandaran terletak di tengah. YC merebahkan tubuhnya di couch, aku segera mengambil posisi. Tangan kanan YC dengan sigap menyambar kemaluanku dan mengarahkannya ke rahimnya. Sedangkan tangan kirinya melingkari leherku. Pelan namun pasti kumasukkan batang kemaluanku yang sudah keras dan basah itu kedalam liang kenikmatan itu. Rahimnya yang sudah basah memudahkan kemaluanku untuk masuk.

YC: ‘puaskan aku kak …..’

Gw: *senyum-senyum*

Pelan tapi pasti kemaluanku bergerak maju mundur maju mundur begitu seterusnya, kemudian berputar putar dan bergerak atas bawah berulang ulang dan kembali lagi. Selama itu YC menggigit bibirnya sembari memejamkan mata pertanda ia sangat menikmati momen tersebut. Tangan kanannya bergerak ke leherku dicengkeramnya,ditariknya tubuhku merapat, menindih tubuh gitar spanyol itu. Dadanya yang bulat itu menempel ketat didadaku. Kocokanku semakin cepat, makin cepat. Berputar, naik turun, maju mundur, berputar lagi, naik turun lagi, dan begitu seterusnya.

YC: ‘ugh….. kaaaakk……enaaakkkkk….uuug… kkkaakkk…uuugghhh...’

Gw: …….
YC: ‘kaaak…. aku mau keluaarrrr….eeeuuggghhh…. kaakk…keluaaarr niihh…'
Gw: ‘enak aja…. jangan dulu ….’
YC: ‘Ga tahaaannn….uuuggghhh…aaggghh…..’

Lubang kenikmatan itu hangat dan basah sekali. Sedangkan batangku masih perkasa.

YC: ‘Kak…, bentar..bentar.. istirahat dulu…'

Kulepaskan kontolku dari memeknya. YC bangkit dari bangku.

YC: ‘Gantian, gue yang diatas’

Aku kemudian duduk di bangku

YC: ‘rebahan kak.’

Gw: ‘ga mau, gw mau nenen’

YC mengangkang, dia duduk di pangkuanku sembari memasukkan kontolku yang keras itu kedalalam memeknya. Memek yang masih basah itu perlahan turun naik turun naik. Makin lama temponya makin cepat. Kedua tangannya di pundakku, Sedangkan kedua tanganku menggenggam erat bokongnya tidak membiarkannya lepas. 

YC bergerak turun naik makin cepat, makin beringas, kedua tangannya memeluk erat kepalaku. Kubenamkan kepalaku diantara kedua bulatan dada itu. Kuhisap hisap kedua putingnya bergantian, hingga YC menggelepar keenakan. Permainan makin cepat, YC bergerak turun naik, berputar putar, maju mundur, menggelinjang tak tentu arah. Kali ini dia menguasai permainan. Perlahan aku bergerak mundur. Kedua tanganku kebelakang menopang tubuh untuk memberikan ruang bagi pinggulku bergerak. Hingga pada satu titik ketika YC sedang bergerak ke atas, pinggulku mengikuti irama naik keatas. Gantian aku yang memberikan kocokan dari bawah.

YC: ‘ aaaahh…..gilaaa… jangaaannn….. aaaagghhh….enaaaakk..kaaak…..’

Gw: …..
YC: ‘Sialaaaaan lo kaaaakk…enaaaak niihh….aaagghh…jaaa’aaatt loo kaakkk….enaak…aaaggghh…..uuggghh…aaggghhh...'

Kocokanku dari bawah melawan iramanya yang turun naik sehingga kami berdua berpacu saling memuaskan satu sama lain. Suatu irama yang luar biasa indah. Momen kebersamaan yang luar biasa antara aku dan YC malam itu. 

Tiba tiba …

YC: ‘stop dulu….stop….aagghh… stop…,bentar…bentarr…eeuugghh… bentar bentar….'

YC melepas batangku dan berbalik. Kali ini posisinya membelakangiku. Sehingga dia duduk di pangkuanku membelakangiku. Dimasukkannya kontol yang sudah basah itu kedalam memeknya yang sudah menganga lebar. Tidak kusia siakan pinggul 34 bulat itu di hadapanku. sembari dia bergerak turun naik tangannya memainkan klitorisnya, kedua tanganku mendekap erat kedua dadanya dari belakang sembari kukocok cepat

YC: ‘aaaaarrggghhh……uuuuggghhhh……aaaagghhhh…..uugggghh h…..

Gw: ‘aaagghh…eeeeuuuggghhh….aaggghh…’
YC: ‘aaaaarrggghhh……uuuuggghhhh……aaaagghhhh…..uugggghh h…..
Gw: ‘aaagghh…eeeeuuuggghhh….aaggghh…’
YC: ‘keluaaaar…kaaakkk….aku dapeeeeet lagiiii….aaaaaaagggghhh……'
Gw: ‘samaaa…gue juga keluarrrr…...eeeuugghhhh…'

Tak terkira banyaknya cairan maniku keluar bersamaan cairan kewanitaannya yang menyembur hingga bangku yang kami duduki basah semua.

YC tersenyum-senyum puas. Begitupun diriku. Berdua kami memasuki box shower itu lagi tanpa suara. Kami saling membersihkan diri kami satu sama lain. Hanya tatapan mata kami berdua yang berbicara betapa momen itu adalah momen paling indah yang pernah kami alami berdua antara kakak dan adik ipar.

Selesai bersih-bersih, YC memakai kembali pakaiannya dan bersiap pulang ke rumahnya. Dikecupnya lembut bibirku sembari berbisik

YC: ‘kak, jangan bilang-bilang yah… rasanya aku jatuh cinta sama kamu kak.’

Gw: ‘hush… jangan begitu’
YC: ‘awas ya kalau ada yg tau. Titit ini hanya milikku dan kakakku’
Sembari dirabanya perlahan kemaluanku.

Kuantar YC hingga pintu depan seiring dengan tatapan matanya yang penuh arti. Sebuah arti dimana dia menginginkanku untuk mengulanginya kembali kapan-kapan

0 comments:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter